Apakah ChatGPT dapat terdeteksi di Turnitin?

Ya, Turnitin dapat mengidentifikasi tulisan AI, termasuk Chat GPT. Turnitin membandingkan karya yang diajukan dengan database sumber dan karya yang telah diajukan sebelumnya. Meskipun Chat GPT menghasilkan respon yang unik, teknologi Turnitin tetap dapat mendeteksi bantuan AI. Siswa harus menggunakan alat tulis AI dengan bertanggung jawab dan memahami implikasi etisnya.

Pengantar

Seiring dengan berkembangnya teknologi, kecurangan akademik semakin canggih. Penulisan yang dibantu oleh kecerdasan buatan (AI) dan penulisan AI yang dihasilkan oleh alat seperti ChatGPT adalah contoh-contoh bentuk pelanggaran baru yang menjadi tantangan bagi lembaga-lembaga akademik. Pada bulan April 2023, Turnitin memiliki teknologi yang dapat mendeteksi penulisan yang dibantu oleh kecerdasan buatan (AI) dan penulisan AI yang dihasilkan oleh alat seperti ChatGPT. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi detail tentang bagaimana Turnitin mendeteksi bentuk-bentuk pelanggaran ini dan implikasi etis penggunaan teknologi AI dalam penulisan akademik.

Apa itu Turnitin?

Turnitin adalah alat pemeriksa plagiarisme yang banyak digunakan oleh lembaga akademik untuk mengidentifikasi kasus plagiarisme. Alat ini membandingkan karya yang diserahkan dengan database karya sebelumnya dan sumber-sumber yang ada, termasuk sumber online dan publikasi akademik. Setelah itu, Turnitin akan menghasilkan laporan kemiripan yang menyoroti setiap kalimat yang mungkin diambil atau diuraikan dengan sangat mirip dari sumber lain.

Selengkapnya: Apakah Turnitin dapat Mendeteksi Tulisan dari ChatGPT?

Menulis Dengan Bantuan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) dan Tulisan yang Dihasilkan oleh Alat-Alat Seperti ChatGPT

Tulisan yang dibantu AI merujuk pada tulisan yang dihasilkan dengan bantuan kecerdasan buatan. Ini melibatkan penggunaan alat yang menyarankan ide, struktur kalimat, dan bahkan paragraf lengkap untuk membantu dalam proses penulisan. Tulisan AI yang dihasilkan oleh alat seperti ChatGPT, di sisi lain, merujuk pada tulisan yang sepenuhnya dihasilkan oleh AI tanpa masukan manusia.

Bagaimana Turnitin Mendeteksi Tulisan yang Dibantu AI dan Tulisan AI yang Dibuat oleh Alat seperti ChatGPT?

Turnitin menggunakan teknologi deteksi AI untuk mengidentifikasi kasus penulisan dengan bantuan AI dan penulisan AI yang dihasilkan oleh alat seperti ChatGPT. Teknologi ini dirancang untuk mengidentifikasi pola dan karakteristik penulisan yang mengindikasikan bantuan dari AI.

Turnitin membandingkan karya yang diserahkan dengan database karya yang telah diserahkan sebelumnya dan sumber-sumber yang ada untuk mengidentifikasi kesamaan. Ketika penulisan berbantuan AI atau penulisan AI yang dihasilkan oleh alat seperti ChatGPT terdeteksi, alat ini menghasilkan laporan kesamaan yang menyoroti bagian-bagian dari karya yang dianggap mencurigakan.

Juga Berguna: Cara Membuat Chat GPT Tidak Terdeteksi: Tips dan Trik

Dapatkah Turnitin Mendeteksi Penggunaan ChatGPT Secara Khusus?

ChatGPT menghasilkan respon unik berdasarkan input, yang membuatnya sulit bagi Turnitin untuk mendeteksi penggunaannya secara khusus. Dalam sumber lain, disebutkan bahwa Turnitin tidak dapat mendeteksi ChatGPT karena itu bukanlah tugas yang pernah diajukan sebelumnya atau sumber di internet. Ini berarti jika seorang siswa menggunakan ChatGPT untuk menghasilkan tulisannya, Turnitin tidak akan dapat mendeteksinya.

Upaya Turnitin untuk Mendeteksi ChatGPT

Meskipun ada tantangan dalam mendeteksi ChatGPT secara khusus, Turnitin telah bekerja untuk mengembangkan detektor ChatGPT-nya. Mulai April 2023, Turnitin telah menambahkan indikator penulisan AI ke platformnya, yang membantu mengidentifikasi kasus-kasus penulisan AI yang dibantu dan penulisan AI yang dihasilkan oleh alat-alat seperti ChatGPT. Deteksi AI Turnitin telah dikembangkan untuk mengidentifikasi 98% penulisan AI, menjadikannya alat yang sangat kuat dalam mengidentifikasi pelanggaran akademik.

Implikasi Etis Menggunakan ChatGPT

Sementara ChatGPT dapat menjadi alat yang berguna untuk menghasilkan tanggapan dan gagasan yang unik, penting bagi para siswa untuk memahami implikasi etis penggunaannya untuk tujuan akademik. Menggunakan tulisan berbasis AI sebagai pekerjaan sendiri tanpa mengutip atau mengakui sumbernya dianggap sebagai pelanggaran akademik.

Selain itu, menggunakan tulisan yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan dapat dianggap sebagai bentuk kecurangan dan dapat menyebabkan konsekuensi serius, termasuk gagal dalam sebuah mata kuliah atau bahkan pengusiran dari sekolah atau universitas. Selain itu, menggunakan tulisan yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan merusak nilai pendidikan dan pembelajaran, karena tidak mencerminkan pemahaman dan keterampilan berpikir kritis dari siswa itu sendiri.

Karenanya, para siswa harus menggunakan ChatGPT dan alat tulis AI lainnya dengan tanggung jawab, sebagai sarana untuk menghasilkan ide dan inspirasi bukan sebagai pengganti karya mereka sendiri. Mereka juga harus menyadari kebijakan sekolah atau universitas mereka mengenai pelanggaran akademik dan plagiarisme.

Perkembangan Mendatang Teknologi Deteksi Kecerdasan Buatan Turnitin

Saat teknologi AI terus maju dan berkembang, demikian pula teknologi deteksi AI dari Turnitin. Turnitin terus mengembangkan sistemnya untuk mendeteksi bentuk pelanggaran baru, termasuk tulisan yang dihasilkan oleh AI.

Di masa depan, Turnitin kemungkinan juga akan mengembangkan algoritma yang lebih canggih dan model pembelajaran mesin untuk mendeteksi tulisan AI, termasuk ChatGPT. Hal ini akan memerlukan pemahaman mendalam tentang bagaimana ChatGPT dan alat tulisan AI lainnya menghasilkan teks dan bagaimana cara membedakannya dengan tulisan manusia.

Selain itu, teknologi deteksi AI dari Turnitin juga dapat menggabungkan bentuk digital forensik lainnya, seperti menganalisis metadata dan struktur dokumen untuk mengidentifikasi tanda-tanda penulisan yang dihasilkan oleh AI.

Kesimpulan

Pada bulan April 2023, Turnitin memiliki teknologi yang dapat mendeteksi tulisan yang dibantu oleh kecerdasan buatan (AI) dan tulisan AI yang dihasilkan oleh alat seperti ChatGPT. Namun, Turnitin tidak dapat mendeteksi penggunaan ChatGPT secara spesifik. Meskipun demikian, Turnitin telah bekerja pada pendeteksi ChatGPT-nya, dan deteksi AI-nya telah dikembangkan untuk mengidentifikasi 98% tulisan AI.

Penting bagi para siswa untuk memahami implikasi etis penggunaan ChatGPT dan alat penulisan AI lainnya, dan menggunakan mereka secara bertanggung jawab sebagai sarana untuk menghasilkan ide dan inspirasi bukan sebagai pengganti pekerjaan mereka sendiri.

Secara kesimpulan, meskipun teknologi deteksi AI Turnitin memiliki keterbatasan dalam mendeteksi ChatGPT, ia tetap merupakan alat yang berharga untuk mendeteksi pelanggaran akademik dan plagiarisme. Seiring dengan perkembangan teknologi AI, Turnitin akan terus beradaptasi dan mengembangkan sistemnya untuk mendeteksi bentuk-bentuk pelanggaran yang baru muncul dan memastikan integritas akademik.

Buka kekuatan AI dengan HIX.AI!