Keberatan Privasi ChatGPT Meningkat di Jerman: Apa yang Perlu Anda Ketahui

Jerman sedang mempertimbangkan melarang ChatGPT karena kekhawatiran terkait privasi dan keamanan informasi pribadi. Kepala perlindungan data negara tersebut, Ulrich Kelber, telah menyatakan bahwa Jerman mungkin akan mengikuti larangan baru-baru ini yang diberlakukan oleh Italia terhadap chatbot AI tersebut.

Telah ada kekhawatiran yang semakin meningkat di Jerman mengenai masalah privasi yang melingkupi ChatGPT, sebuah chatbot AI yang dikembangkan oleh OpenAI. Komisaris perlindungan data Jerman, Ulrich Kelber, telah menyuarakan kekhawatirannya dan menyatakan bahwa regulator Jerman berkomunikasi dengan rekan-rekan mereka di Italia setelah Italia melarang penggunaan chatbot tersebut minggu lalu.

Larangan di Italia terjadi setelah otoritas perlindungan data mereka menyimpulkan bahwa ChatGPT tidak memiliki dasar hukum yang tepat untuk mengumpulkan informasi pribadi tentang penggunanya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya verifikasi usia dan masalah privasi lainnya. Sebagai respons, regulator privasi di Prancis, Irlandia, dan Swedia telah menghubungi pihak berwenang Italia untuk mempelajari lebih lanjut tentang dasar larangan tersebut. Selain itu, komisioner privasi Kanada telah meluncurkan investigasi terhadap ChatGPT.

Organisasi konsumen Eropa, BEUC, juga telah meminta penyelidikan oleh Uni Eropa terhadap risiko ChatGPT dan chatbot serupa. Ini telah meningkatkan pengawasan terhadap chatbot OpenAI, yang digunakan oleh banyak perusahaan di seluruh dunia.

Pemerintah Jerman telah meluncurkan penyelidikan terhadap dugaan pelanggaran aturan privasi oleh ChatGPT, yang bisa berakhir dengan larangan serupa seperti di Italia. Namun, berbeda dengan Italia, terdapat masalah yurisdiksi di dalam Jerman, karena larangan tersebut akan berada di bawah yurisdiksi masing-masing negara bagian.

Apa yang menjadi keprihatinan privasi seputar ChatGPT?

Khawatir privasi yang berpotensi muncul seputar ChatGPT terutama berasal dari pengumpulan dan penggunaan informasi pribadi. Meskipun chatbot AI ini dirancang untuk membantu dengan berbagai tugas dan menjawab pertanyaan, chatbot ini juga mengumpulkan data dari interaksinya dengan pengguna. Data ini dapat mencakup informasi bisnis yang sensitif, detail pribadi seperti nama dan alamat email, dan bahkan informasi yang lebih sensitif jika pengguna membagikannya selama interaksi mereka dengan chatbot.

Selain itu, ada risiko pelepasan tidak sengaja informasi pribadi yang bisa menyebabkan pelanggaran terhadap regulasi GDPR. Misalnya, jika pengguna membagikan informasi medis pribadi dengan chatbot dan informasi tersebut terungkap kepada pihak ketiga tanpa persetujuan pengguna, hal ini bisa berakibat hukum dan finansial bagi OpenAI dan mitra-mitra yang terlibat.

Selain itu, juga terdapat kekurangan dasar hukum yang tepat untuk mengumpulkan informasi pribadi tentang pengguna. Ini telah menjadi masalah kunci dalam larangan baru-baru ini terhadap ChatGPT di Italia dan potensi larangan di Jerman. Meskipun para pencipta chatbot telah menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk melindungi privasi pengguna dan mematuhi semua peraturan yang relevan, masih harus dilihat bagaimana hal ini akan ditangani ke depannya.

Perlu dicatat bahwa kekhawatiran ini bukanlah hal yang unik bagi ChatGPT dan berlaku juga untuk chatbot AI lainnya dan teknologi serupa. Oleh karena itu, organisasi konsumen Eropa BEUC telah meminta untuk dilakukan investigasi terhadap risiko ChatGPT dan chatbot serupa bagi pengguna. Hal ini menunjukkan perlunya pengawasan dan pengawasan yang terus menerus terhadap teknologi AI untuk memastikan bahwa mereka dikembangkan dan digunakan secara bertanggung jawab dan etis.

Apa negara lain yang telah melarang ChatGPT?

Indonesia saat ini menjadi satu-satunya negara Barat yang secara resmi melarang ChatGPT karena kekhawatiran privasi. Namun, perlu dicatat bahwa ChatGPT tidak dapat diakses di negara-negara seperti Korea Utara, Iran, China, Kuba, dan Suriah karena pembatasan pemerintah terhadap akses internet dan konten online. Ada kemungkinan bahwa negara-negara lain akan mengikuti langkah Italia dalam melarang ChatGPT jika kekhawatiran privasi serupa muncul di masa depan.

Apa masa depan ChatGPT di Eropa?

Masa depan ChatGPT di Eropa tidak pasti karena meningkatnya pengawasan regulasi dan kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data. Italia telah sementara melarang ChatGPT, dan negara-negara Eropa lainnya sedang memantau situasi ini dengan cermat. Misalnya, regulator data Prancis telah menerima dua aduan tentang ChatGPT, dan regulator privasi di Prancis dan Irlandia telah menghubungi rekan mereka di Italia untuk mempelajari lebih lanjut tentang dasar larangan ini.

Komisaris perlindungan data di Jerman telah mengkonfirmasi bahwa negara tersebut bisa mengikuti jejak Italia dengan memblokir ChatGPT karena masalah keamanan data. Namun, ada masalah yurisdiksi di Jerman yang bisa mempersulit proses pengambilan keputusan. Di sisi lain, regulator privasi di Swedia tidak memiliki rencana untuk melarang ChatGPT dan juga tidak berhubungan dengan pengawas Italia.

Menyusul penyelidikan yang sedang berlangsung dan kekhawatiran tentang privasi data, belum jelas apa yang akan terjadi pada ChatGPT di Eropa. Kemungkinan regulasi yang lebih ketat akan diterapkan, dan ChatGPT mungkin perlu mengubah praktik pengumpulan datanya untuk mematuhi regulasi tersebut.

Kata-Kata Terakhir

Khawatir privasi seputar ChatGPT telah mengakibatkan penyelidikan dan larangan di beberapa negara. Akibatnya, OpenAI dan pengembang lain dari chatbot perlu mengutamakan kekhawatiran privasi dan memastikan bahwa sistem mereka memiliki dasar hukum yang tepat untuk mengumpulkan informasi pribadi dari pengguna.

Buka kekuatan AI dengan HIX.AI!