Titik-titik Penting
- Google telah memperkenalkan BARD, chatbot yang didukung oleh AI, untuk bersaing dengan OpenAI dan Microsoft di pasar chatbot.
- BARD bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan rasa ingin tahu sambil mengatasi bias dan informasi yang salah.
- Akses ke BARD awalnya tersedia di Amerika Serikat dan Inggris, dengan rencana untuk memperluas ke lebih banyak negara dan bahasa.
![gambar3.png](https://static-lib.s3.amazonaws.com/cms/image3_0da6b9929f.png)
Google telah mengungkapkan Bard, sebuah chatbot AI yang dirancang untuk bersaing dengan ChatGPT milik OpenAI dan chatbot milik Microsoft di mesin pencarian Bing mereka.
Dalam sebuah posting blog, Google menggambarkan Bard sebagai eksperimen AI awal untuk meningkatkan produktivitas, mempercepat ide, dan memupuk rasa ingin tahu.
Anda dapat menggunakan Bard untuk mendapatkan tips, penjelasan, atau bantuan kreatif dalam tugas-tugas seperti membuat kerangka tulisan blog.
Dengan Bard, Google bertujuan untuk mengokohkan kehadirannya di ruang chatbot AI sekaligus mempertahankan dominasinya dalam pasar mesin pencari.
![gambar1.png](https://static-lib.s3.amazonaws.com/cms/image1_c853ae849b.png)
Detail Teknis Bard
Bard ditenagai oleh sebuah model bahasa berukuran besar (LLM) yang didasarkan pada LaMDA yang merupakan versi yang ringan dan dioptimalkan.
Teks ini akan diperbarui dengan model yang lebih canggih seiring berjalannya waktu. Semakin banyak orang yang menggunakan LLMs, kualitas prediksi respon yang membantu akan semakin baik.
Bard dirancang sebagai pengalaman pelengkap untuk Google Search, memungkinkan pengguna untuk memeriksa tanggapannya atau menjelajahi sumber-sumber di web.
Sebagai sebuah halaman web mandiri, Bard terdiri dari kotak pertanyaan tunggal bukan terintegrasi ke dalam mesin pencarian Google.
Langkah strategis ini adalah untuk mengadopsi teknologi AI baru sambil menjaga profitabilitas bisnis mesin pencari mereka.
Peluncuran yang Hati-hati Menghadapi Ketidakpastian
Pendekatan hati-hati Google terhadap peluncuran Bard adalah sebagai respons terhadap kekhawatiran atas teknologi chatbot yang tidak dapat diprediksi dan kadang-kadang kurang dapat diandalkan, seperti yang ditunjukkan oleh para pesaing.
Google mengakui bahwa LLM (Laman-Laman Mencari Maklumat) kadang-kadang dapat menghasilkan informasi yang bias, menyesatkan, atau palsu.
Untuk mengatasi masalah ini, Google memungkinkan Anda memilih beberapa draf tanggapan Bard.
Anda dapat terus berkolaborasi dengan Bard dengan mengajukan pertanyaan lanjutan atau meminta jawaban alternatif.
![gambar2.png](https://static-lib.s3.amazonaws.com/cms/image2_3784fe764e.png)
Perlombaan Google untuk Mengirimkan Produk AI
Sejak OpenAI merilis ChatGPT dan Microsoft memperkenalkan teknologi chatbot di Bing, Google telah mengutamakan kecerdasan buatan (AI) sebagai fokus utamanya.
Tim internal perusahaan, termasuk para peneliti keamanan AI, bekerja secara kolaboratif untuk mempercepat persetujuan untuk berbagai produk AI baru.
Upaya Google dalam mengembangkan Bard dipandu oleh Prinsip Kecerdasan Buatan (AI) yang menekankan pada kualitas dan keamanan.
Perusahaan ini menggunakan umpan balik dan evaluasi manusia untuk meningkatkan sistemnya. Perusahaan ini telah menerapkan perlindungan seperti membatasi jumlah pertukaran dalam sebuah percakapan, agar interaksi tetap membantu dan berfokus pada topik.
Dalam Pengembangan Sejak 2015
Google telah mengembangkan teknologi di balik Bard sejak tahun 2015.
Namun, seperti chatbot OpenAI dan Microsoft, Bard juga belum dirilis untuk penonton yang lebih luas karena kekhawatiran tentang pembuatan informasi yang tidak dapat dipercaya dan kemungkinan bias terhadap kelompok-kelompok tertentu.
Google mengakui masalah ini dan bertujuan untuk memperkenalkan Bard ke pasar dengan bertanggung jawab.
Ketersediaan Bard
Anda dapat mendaftar untuk mencoba Bard di Bard.google.com.
Akses awalnya tersedia di Amerika Serikat dan Inggris, dengan rencana untuk memperluas ke lebih banyak negara dan bahasa seiring waktu. Anda dapat mengatasi peluncuran terbatas ini dengan menggunakan VPN.
Google mengharuskan pengguna memiliki alamat Gmail untuk mendaftar dan tidak menerima akun email Google Workspace.
Sumber: Google, The New York Times